• Yeva Purnama, S.Pd.
  • Bahasa
  • 2019-11-11 07:46:02
Pentingnya Mengenal Kebudayaan Indonesia Lewat Cerita Rakyat sebagai Media Pembelajaran

Karya sastra anak yang merupakan jenis bacaan cerita anak-anak merupakan bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya sastra pada umumnya, bacaan sastra anak-anak merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu. Apabila kita cermati bersama ada berbagai alternatif bahan pembelajaran sastra, salah satunya melalui kearifan yaitu cerita rakyat. Cerita rakyat merupakan prosa lama berupa tradisi lisan. Selain itu, cerita rakyat dapat diartikan sebagai cerita lisan yang meliputi legenda, musik, sejarah lisan, pepatah, lelucon, takhayul, dongeng, kebiasaan menjadi tradisi dalam suatu budaya, subkultur, atau kelompok. Dalam bahasa sehari-hari cerita rakyat lebih dikenal masyarakat sebagai dongeng. Dongeng ini, hidup dan berkembang dalam masyarakat tertentu, tetapi tidak pernah diketahui siapa pengarangnya. Sebagai genre sastra lisan, cerita rakyat memiliki manfaat yang banyak bagi siswa maupun masyarakat pendukungnya. Di dalamnya terkandung nilai-nilai pendidikan maupun nilai-nilai moral yang bermanfaat. Menurut Danadjaja (1984), ”cerita rakyat sebagai bagian dari kebudayaan mengandung berbagai gagasan dan penuh nilai (makna) yang bermanfaat bagi pembangunan bangsa”.

 

Menurut Hutomo, ‘cerita rakyat adalah ekspresi budaya suatu masyarakat melalui bahasa tutur yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya dan susunan nilai sosial masyarakat tersebut. Dahulu cerita rakyat diwariskan secara turun temurun dari satu generasi berikutnya secara lisan’ (Hutomo, 1991; Sundari, 2016). Oleh karena itu, sebuah cerita rakyat merupakan gambaran lingkungan kemasyarakatan yang erat kaitannya dengan kebudayaan dan nilai sosial di masyarakat tertentu. Setiap daerah di Indonesia memiliki cerita rakyat begitu pula dengan Kalimantan Selatan. Setiap daerah pasti memiliki cerita rakyat yang masih berkembang ditengah-tengah masyarakatnya. misalnya yaitu cerita rakyat Putri Junjung Buih, Batu Menangis, Nisan Berlumur Daarah, dan masih banyak cerita rakyat yang dapat dijadikan media pembelajaran sastra. Objek kajian karya sastra dapat berupa karya sastra tulis dan karya sastra lisan. Karya sastra tulis adalah sastra yang teksnya berisi cerita yang ditulis atau dibukukan, sedangkan karya sastra lisan adalah cerita atau teks yang bersifat kelisanan, dan diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi berikutnya secara turun menurun. Teks lisan yang terkenal dalam masyarakat adalah cerita rakyat. Di sekolah dasar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia lebih di arahkan pada kompetensi siswa untuk berbahasa dan mengapresiasi sastra. Pelaksanaannya, pembelajaran sastra dan bahasa dilaksanakan secara terintegrasi, sedangkan pengajaran sastra, ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra. Pengetahuan tentang sastra hanyalah sebagai penunjang dalam mengapresiasi. Dan pernyataan pembelajaran sastra tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan apresiasi menjadi tujuan utama, sedangkan perangkat pengetahuan sastra diperlukan untuk menunjang terwujudnya apresiasi dan pembelajaran bahasa secara umum. Dengan demikian yang harus terjadi dalam pembelajaran sastra ialah kegiatan apresiasi sastra bukan hanya sekedar pengetahuan teori sastra. 

 

Pada waktu pembelajaran sastra, siswa diberi kesempatan memahami, menikmati, dan sekaligus merespons apa yang telah mereka baca dengan cara-cara yang menarik minat mereka. Siswa harus mengadakan "transaksi" antara aktivitas jiwa siswadengan karya sastra secara estetik. Atau dapat pula meminjam istilah Probst bahwa "pengajaran sastra harus memampukan siswa menemukan hubungan antara pengalamannya dengan karya sastra yang bersangkutan". Bagaimanapun juga bacaan yang baik akan membuahkan pengalaman estetik bagi anak- anak. Penggunaan bahasa imajinatif dapat menghasilkan tanggapan-tang-gapan intelektual dan emosional. Pada waktu membaca, siswa belajar tentang orang lain, tentang mereka sendiri, dan kehidupannya. Siswa sering menemukan pengalaman yang mirip dan seolah-olah dialaminya sendiri berkaitan dengan kesenangan, kesedihan, ketakutan. Di samping itu siswa juga memperoleh wawasan pada pemecahan masalah yang berkaitan dengan dunia mereka sendiri. Dengan demikian, sastra dalam kehidupan anak bisa dijadikan pilar untuk membentuk karakter dan budi pekerti mereka.

 

Sumber : http://pbsi.stkipbjm.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/Ramadania-F-2017-Cerita-Rakyat-Sebagai-Sarana-Pengenalan-Budaya.pdf

Add comment

Jl.Lingkar Utara Bekasi Kel. Perwira Kec. Bekasi Utara (sebelah BSI Kaliabang) Raya Bekasi KM.27 Pondok Ungu

Email : admin@smktarunabangsa.sch.id

Pengumuman

© 2024 SMK Taruna Bangsa Kota Bekasi. All Rights Reserved.